Abstrak
Resin komposit merupakan bahan restoratif yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi karena estetika dan sifat mekaniknya yang baik. Namun, paparan terhadap lingkungan mulut yang asam, termasuk dari minuman berkarbonasi, dapat memengaruhi permukaan resin komposit, terutama kekasaran permukaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan kekasaran permukaan resin komposit setelah terpapar berbagai jenis minuman berkarbonasi secara in vitro. Uji kekasaran dilakukan menggunakan alat profilometer setelah perendaman resin komposit dalam larutan minuman berkarbonasi selama periode waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan setelah paparan, tergantung pada jenis minuman dan durasi paparan. Temuan ini memiliki implikasi penting terhadap umur pakai restorasi resin komposit pada pasien yang sering mengonsumsi minuman berkarbonasi.
Pendahuluan
Resin komposit merupakan salah satu bahan restoratif estetik paling umum digunakan dalam praktik kedokteran gigi modern. Bahan ini memiliki kelebihan seperti biokompatibilitas, kekuatan mekanik yang memadai, serta kemudahan manipulasi dan polimerisasi. Namun, seperti halnya bahan restoratif lainnya, resin komposit rentan terhadap pengaruh lingkungan oral yang dinamis, termasuk fluktuasi suhu, keasaman, dan paparan terhadap minuman atau makanan tertentu. Salah satu faktor lingkungan yang sering kali diabaikan namun memiliki dampak signifikan adalah konsumsi minuman berkarbonasi.
Minuman berkarbonasi mengandung asam karbonat, asam fosfat, dan asam sitrat, yang menurunkan pH minuman tersebut menjadi sangat asam. Kondisi ini dapat mempercepat degradasi permukaan bahan resin komposit, menyebabkan terjadinya erosi mikro dan peningkatan kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan yang meningkat tidak hanya mengurangi aspek estetik restorasi, tetapi juga meningkatkan retensi plak, sehingga dapat mempercepat terjadinya karies sekunder dan peradangan periodontal.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan kekasaran permukaan resin komposit setelah direndam dalam minuman berkarbonasi dengan berbagai merek dan kandungan pH, serta mengevaluasi hubungan antara tingkat keasaman minuman dengan derajat kerusakan permukaan bahan.
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksperimental laboratorium dengan pendekatan pretest-posttest control group design. Sampel berupa lempengan resin komposit nanohibrid (shade A2) yang telah dikeringkan sempurna dengan light curing.
Persiapan Sampel
Sebanyak 40 sampel resin komposit dibuat menggunakan cetakan silinder stainless steel berukuran 10 mm diameter dan 2 mm tebal. Sampel dikeringkan menggunakan sinar LED curing light selama 40 detik, kemudian disimpan dalam air suling selama 24 jam sebelum perlakuan.
Kelompok Perlakuan
Sampel dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 10 sampel:
- Kelompok A (kontrol): Direndam dalam air suling
- Kelompok B: Direndam dalam Coca-Cola®
- Kelompok C: Direndam dalam Sprite®
- Kelompok D: Direndam dalam Fanta®
Masing-masing sampel direndam selama 7 hari dalam minuman berkarbonasi dengan penggantian larutan setiap hari. Suhu perendaman dijaga pada suhu ruangan (±27°C).
Pengukuran Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan diukur menggunakan alat Surface Profilometer sebelum dan setelah perlakuan. Nilai kekasaran direpresentasikan dalam satuan Ra (Roughness average) dalam mikrometer (µm). Data dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dengan nilai signifikansi p<0,05.
Hasil
Data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kekasaran permukaan pada ketiga kelompok perlakuan setelah direndam dalam minuman berkarbonasi. Berikut adalah rata-rata nilai kekasaran sebelum dan sesudah perlakuan:
| Kelompok | Ra Sebelum (µm) | Ra Sesudah (µm) | ΔRa (µm) |
|---|---|---|---|
| A (Kontrol) | 0.15 ± 0.02 | 0.16 ± 0.02 | 0.01 |
| B (Coca-Cola®) | 0.15 ± 0.02 | 0.33 ± 0.03 | 0.18 |
| C (Sprite®) | 0.15 ± 0.02 | 0.28 ± 0.03 | 0.13 |
| D (Fanta®) | 0.15 ± 0.02 | 0.30 ± 0.04 | 0.15 |
Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan semua kelompok perlakuan (p<0.05). Kelompok yang direndam dalam Coca-Cola menunjukkan peningkatan kekasaran tertinggi dibandingkan kelompok lain.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap minuman berkarbonasi secara signifikan meningkatkan kekasaran permukaan resin komposit. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh sifat asam dari minuman yang dapat melarutkan matriks resin, serta menurunkan kekompakan ikatan filler-resin, sehingga permukaan menjadi lebih kasar.
Coca-Cola®, dengan pH sekitar 2.5, menghasilkan perubahan kekasaran paling signifikan dibandingkan Sprite® (pH ~3.3) dan Fanta® (pH ~3.0). Hal ini memperkuat teori bahwa tingkat keasaman memiliki korelasi langsung terhadap degradasi permukaan resin komposit. Selain itu, faktor lain seperti adanya pewarna, jenis asam (fosfat vs sitrat), dan kandungan karbonasi juga dapat berperan dalam meningkatkan efek erosi permukaan.
Kekasaran permukaan yang meningkat dapat berdampak negatif pada keberlangsungan restorasi karena dapat menyebabkan akumulasi plak, perubahan warna, serta menurunkan kenyamanan pasien. Oleh karena itu, penting bagi dokter gigi untuk memberikan edukasi kepada pasien mengenai pengaruh konsumsi minuman berkarbonasi terhadap restorasi estetik, serta mendorong kebiasaan oral hygiene yang baik.
Kesimpulan
Paparan terhadap minuman berkarbonasi menyebabkan peningkatan signifikan kekasaran permukaan resin komposit. Tingkat keasaman minuman berbanding lurus dengan derajat kerusakan permukaan. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi pasien untuk mengurangi konsumsi minuman berkarbonasi, khususnya pada individu yang memiliki restorasi resin komposit, untuk memperpanjang masa pakai dan estetika restorasi.
kampungbet monperatoto
Lasă un răspuns