Abstrak
Latar belakang: Alginat merupakan bahan cetak elastomer hidrofilik yang sering digunakan dalam prosedur prostodontik dan ortodontik karena kemudahan penggunaan dan biayanya yang relatif murah. Namun, stabilitas dimensinya sangat dipengaruhi oleh waktu dan media penyimpanan setelah cetak. Upaya mencari alternatif larutan penyimpanan alami sedang menjadi perhatian, salah satunya adalah air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang diketahui memiliki sifat antibakteri dan asam.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan dimensi cetakan alginat setelah direndam dalam air perasan jeruk nipis selama berbagai interval waktu.
Metode: Penelitian eksperimental laboratorik menggunakan 24 sampel cetakan alginat yang dicetak dengan model master silinder logam. Sampel dibagi menjadi empat kelompok (n=6): kontrol (tidak direndam), dan tiga kelompok direndam dalam air perasan jeruk nipis selama 10, 20, dan 30 menit. Evaluasi dimensi dilakukan menggunakan digital caliper dengan ketelitian 0,01 mm. Data dianalisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji post hoc Tukey.
Hasil: Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) pada dimensi cetakan setelah perendaman. Semakin lama waktu perendaman, semakin besar penyusutan dimensi cetakan. Kelompok 30 menit menunjukkan perubahan dimensi paling tinggi, sedangkan kelompok 10 menit masih dalam batas toleransi klinis.
Kesimpulan: Perendaman cetakan alginat dalam air perasan jeruk nipis menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan, terutama pada waktu perendaman lebih dari 20 menit. Oleh karena itu, jika air jeruk nipis digunakan sebagai larutan penyimpanan alternatif, waktu perendaman harus dibatasi maksimal 10 menit untuk mempertahankan keakuratan dimensi cetakan.
Kata kunci: Alginat, cetakan gigi, air jeruk nipis, Citrus aurantifolia, perubahan dimensi, perendaman, elastomer hidrofilik.
Pendahuluan
Cetakan gigi merupakan salah satu komponen penting dalam perawatan kedokteran gigi, khususnya dalam bidang prostodontik dan ortodontik. Alginat, sebagai bahan cetak hidrofilik yang terbuat dari garam natrium alginat, telah digunakan secara luas karena keunggulan dalam hal kecepatan pengerasan, kemudahan penggunaan, dan biaya yang ekonomis. Meskipun demikian, alginat memiliki kelemahan utama, yaitu ketidakstabilan dimensi akibat sineresis (kehilangan air) dan imbibisi (penyerapan air), sehingga cetakan harus segera dituang atau disimpan dalam kondisi yang mempertahankan dimensi aslinya.
Penyimpanan cetakan alginat dalam larutan antiseptik atau desinfektan adalah praktik umum untuk menghindari kontaminasi silang. Namun, sebagian larutan kimiawi yang digunakan dapat memengaruhi dimensi cetakan. Oleh karena itu, eksplorasi bahan alami sebagai alternatif media perendaman menjadi penting. Salah satu bahan alami yang menjanjikan adalah air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia), yang mengandung senyawa asam sitrat dan flavonoid dengan aktivitas antimikroba dan antijamur.
Namun, pH yang rendah dan sifat asam dari air perasan jeruk nipis dapat memengaruhi komposisi bahan cetak seperti alginat yang bersifat hidrofilik dan sensitif terhadap lingkungan penyimpanan. Belum banyak penelitian yang mengevaluasi bagaimana air perasan jeruk nipis dapat memengaruhi kestabilan dimensi cetakan alginat, khususnya dari segi penyusutan atau ekspansi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan dimensi cetakan alginat setelah dilakukan perendaman dalam air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada interval waktu berbeda (10, 20, dan 30 menit), dan membandingkannya dengan kelompok kontrol yang tidak direndam.
kampungbet monperatoto
Lasă un răspuns